Atdikbud Canberra Dukung La Trobe University Australia Partisipasi di IIVOSMA Kampus Merdeka

By Abdi Satria


nusakini.com-Melbourne-Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra terus meningkatkan kerja sama antara perguruan tinggi di Indonesia dan Australia guna mendukung Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Salah satu upaya tersebut adalah dalam hal pertukaran dosen dan mahasiswa serta penelitian bersama dan publikasi. Hal ini disampaikan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra, Mukhamad Najib, dalam acara Round Table Discussion di La Trobe University, Australia.

Dalam paparan berjudul “Collaboration Opportunities Between Universities in Indonesia and Australia”, Atdikbud Najib menyampaikan bahwa dirinya mendukung mahasiswa Indonesia memanfaatkan penuh program-program yang dicanangkan dalam MBKM, salah satunya adalah Indonesia International Vocational Student Mobility Awards (IIVOSMA).

“Tahun lalu, pemerintah memberikan beasiswa kepada hampir seribu mahasiswa jenjang sarjana yang ingin mengambil kuliah satu semester di luar negeri dengan program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). Saat ini, pemerintah juga memberikan beasiswa yang sama bagi mahasiswa vokasi dengan program Indonesia International Vocational Student Mobility Awards (IIVOSMA),” tutur Najib.

Menurut Najib, penekanan IISMA dan IIVOSMA berbeda. “Jika IISMA fokus bermitra dengan universitas top dunia, IIVOSMA lebih pada universitas yang telah memiliki partner industri,” tambah dia. IIVOSMA, jelas Najib, ditujukan untuk mahasiswa vokasi yang bobot praktiknya lebih banyak, sehingga diharapkan universitas yang akan menjadi partner adalah universitas yang memiliki hubungan erat dengan industri. “Sehingga mahasiswa tidak hanya belajar di kelas, tapi juga memperoleh kesempatan belajar di industri,” imbuh Najib.

Oleh karenanya, Najib menilai IIVOSMA memerlukan mitra universitas yang memiliki kedekatan dengan industri. “Itulah sebabnya kami mengundang La Trobe University sebagai salah satu universitas yang memiliki hubungan erat dengan industri untuk mendaftar sebagai partner IIVOSMA,” tambah Najib.

Merespons hal tersebut, Vice-Chancellor La Trobe University, John Dewar, mengungkapkan ketertarikannya untuk bekerja sama dengan universitas di Indonesia. “Kami tertarik untuk berpartisipasi dalam IISMA dan IIVOSMA, karena kami juga memiliki hubungan yang kuat dengan industri,” ucap John.

Diterangkan John, La Trobe University memiliki fondasi yang sangat kuat dalam ilmu kesehatan dan pihaknya juga telah menjalin kerja sama dengan beberapa kampus di Indonesia. “Namun, potensi Indonesia sangat besar. Maka, skala kolaborasi kami dengan universitas di Indonesia perlu ditingkatkan, baik dalam hal riset, pertukaran dosen maupun pertukaran mahasiswa,” jelas John.

Ditambahkan Atdikbud Najib, saat ini pemerintah Indonesia tengah mendorong universitas di Indonesia untuk melakukan internasionalisasi, mengimplementasikan kebijakan MBKM, serta gencar melakukan hilirisasi riset dengan mempertemukan penelitian di universitas dan kebutuhan dunia industri melalui platform Kedaireka.

“Dalam konteks internasionalisasi, pemerintah telah memberikan tugas kepada beberapa universitas berstatus Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN BH) untuk meningkatkan peringkatnya di tingkat dunia. Beberapa strategi yang bisa dilakukan, antara lain dengan meningkatkan reputasi akademik, meningkatkan rasio dosen dan mahasiswa internasional, meningkatkan publikasi dan sitasi di jurnal bereputasi,” tutur Najib.

Internasionalisasi, tambah Najib, dapat dilakukan kampus-kampus di tanah air dengan memperbanyak kerja sama baik dalam bidang pendidikan maupun penelitian dengan kampus-kampus di luar negeri, salah satunya dengan universitas di Australia. “Kerja sama antara universitas di Indonesia dan Australia tentu akan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak,” jelas Najib.

Dalam kesempatan tersebut, Najib juga menyampaikan salah satu implementasi dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka adalah mendorong mahasiswa Indonesia untuk memiliki pengalaman internasional dengan memfasilitasi mereka kuliah satu semester di luar negeri.

Acara Round Table Discussion ini juga dihadiri oleh Deputy Vice-Chancellor Urusan Global dan Regional La Trobe University, Richard Speed, Amalia Di Lorio selaku Pro Vice-Chancellor Bidang Kerja Sama Pendidikan, serta Stacey Farraway selaku Pro Vice-Chancellor Bidang Operasi Internasional. Sementara dari KBRI Canberra turut hadir Ghofar Ismail selaku Kordinator Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya dan hadir pula I Made Oka dan Geofani Palembangan mewakili Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Melbourne.(rls)